sponsor

Select Menu

Data

OPINI

HUKUM

PENDIDIKAN

HOME » » Kamarudin mencari ibunya yang hilang di Malaysia


Unknown 12:45 0


SBMI, Malaysia - Kamaraudin Agus Tamanhuri (40), masih berharap bisa bertemu kembali dengan ibu kandungnya, Jannati Makyah (60), yang sejak 25 tahun lalu pergi menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke Malaysia.

Buruh kontrak asal Brunowetan, Kecamatan Pakis, Surabaya, Jawa Timur itu tidak putus asa mencari ibunya sejak pertama kali menjejakkan kaki di Malaysia lima tahun lalu. Seperti ditulis Harian Metro, Malaysia.

Sejak meninggalkan kampung, kata Kamarudin, ibunya tidak pernah lagi berhubungan dengan anak-anaknya. Ketika itu ibunya mengikuti seorang lelaki sekampung ke Malaysia dan sejak itu tidak kembali pulang. Bahkan sama sekali tidak menghubungi mereka.

"Bahkan ketika ayah meninggal, ibu juga tidak pulang. Meskipun sudah puluhan tahun berpisah, seluruh keluarga di kampung berharap saya mencari ibu karena mereka senantiasa menunggu kepulangannya ke kampung halaman suatu hari kelak," katanya.

Kamarudin tidak tahu pasti apakah ibunya masih hidup atau tidak. Namun demikian dia tetap berharap bisa bertemu wanita yang telah melahirkannya itu.

Sesampainya di Malaysia, tepatnya saat bekerja di Seremban, Negeri Sembilan dan Jasin, Melaka, dia selalu bertanya pada pekerja asal Indonesia mengenai keberadaan ibunya itu.

"Walaupun sudah sekian lama berpisah, saya dan adik-adik serta keluarga di kampung selalu sedih jika mengenang beliau," kata Kamarudin yang sekarang sudah menikah dan dikaruniai tiga anak perempuan berusia empat hingga 13 tahun.

Semua cucu ibunya juga selalu bertanya keberadaan nenek yang tidak pernah mereka jumpai itu. "Saya berharap jika ibu masih ada, dapat menghubungi saya atau keluarga," katanya.

Di Malaysian, Kamarudin menyebar nomor telepon selulernya. Dia meminta orang yang menemukan Jannati agar menghubungi keluarga di talian dengan nomor 03-41792748 atau 017-2960138.

«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments

Leave a Reply

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Bila menemukan komentar bermuatan menghina atau spam, berikan jempol bawah, tanda Anda tak menyukai muatan komentar itu. Komentar yang baik, berikan jempol atas.

Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Hargai pembaca lain dengan berbahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar nuansa kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.